Halaman

Rabu, 15 Februari 2023

Koneksi Antar Materi - Modul 3.1


3.1.a.8   Koneksi Antar Materi






  1. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Pemikiran Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap pengambilan sebuah keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran. Kita sebagai pendidik harus bisa menempatkan diri ketika dihadapkan pada suatu situasi dilema. Filosofi  “Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani”. Memiliki arti dalam pengambilan keputusan :

  • Ing Ngarso sung Tulodo”, seorang pendidik yang menjadi pemimpin pembelajaran hendaknya menjadi contoh teladan bagi anak-anak didik. Ketika dihadapkan pada keadaan di mana harus mengambil keputusan sikap dan pola pikir kita menjadi suritauladan. 

  • Ing Madyo Mangun Karso”, seorang pendidik harus mampu berada di tengah sebagai inspirator dan motivator. Sebagai pemimpin pembelajaran, pendidik akan dihadapkan pada pengambilan keputusan dalam memberikan kekuatan dan tuntunan yaitu bisa dengan coaching terhadap murid agar mereka dapat menemukan sendiri jawaban atas setiap kesulitan yang dihadapi.

  • Tut Wuri Handayani”, mengikuti serta memberikan dorongan dari belakang. Peran seorang pemimpin pembelajaran sebagai fasilitator dengan memberikan dorongan positif dari belakang agar murid menemukan potensi yang dimiliki dalam mengambil keputusan sesuai dengan pribadinya yang unik.

Berdasarkan hal tersebut di atas guru sebagai pemimpin pembelajaran harus mampu mengambil sebuah keputusan yang tepat dan bijaksana serta berpihak kepada murid.

  1. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Setiap individu termasuk  guru memiliki nilai-nilai kebajikan yang sudah tertanam dalam dirinya. Nilai-nilai yang sifatnya berupa kebajikan universal meliputi hal-hal seperti :

  • Keadilan, 

  • Tanggung jawab, 

  • Kejujuran, 

  • Bersyukur, 

  • Berprinsip,

  • Integritas, 

  • Komitmen, 

  • Percaya diri, 

  • Kesabaran, dan masih banyak lagi.

Sebagai Guru Penggerak, tentunya ada beberapa nilai yang harus dipegang seperti nilai mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif dan berpihak pada murid. Untuk dapat mengambil keputusan yang tepat diperlukan nilai-nilai atau prinsip, pendekatan, dan langkah-langkah yang benar sehingga keputusan tersebut merupakan keputusan yang paling tepat dengan resiko yang paling minim bagi semua pihak, terutama bagi kepentingan /keberpihakan pada anak didik kita.

  1. Nilai-nilai yang tertanam pada diri kita sebagai pemimpin pembelajaran adalah penalaran yang baik.

  2. Menghargai konsep-konsep dan prinsip-prinsip etika.

  3. Meskipun setiap orang  memiliki prinsip-prinsip hidup yang berbeda, tetap saja dalam pengambilan keputusan yang terbaik bagi kepentingan murid.

  4. Seorang pendidik akan mempertimbangkan nilai-nilai kebajikan universal yang disepakati dan disetujui bersama.


  1. Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.

Coaching merupakan keterampilan yang sangat penting dalam menggali suatu permasalahan yang sebenarnya terjadi, baik masalah dalam diri kita maupun masalah yang dimiliki orang lain. Pada konteks pembelajaran yang berpihak pada murid, coaching menjadi salah satu proses 'menuntun' kemerdekaan belajar murid dalam pembelajaran di sekolah

Guru sebagai coach akan menggali potensi yang dimiliki oleh muridnya dengan memberi pertanyaan pemantik sehingga murid dapat menemukan potensi yang terpendam dalam dirinya untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapinya tanpa paksaan dan campur tangan orang lain, serta mampu mengambil keputusan yang tepat dengan resiko yang paling kecil.

Guru sebagai pendidik dan pemimpin pembelajaran sudah sepatutnya meluangkan waktunya untuk menjalankan proses coaching demi terciptanya iklim pendidikan yang berpihak pada murid.

  1. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

  1. Guru sebagai pemimpin pembelajaran di kelas sudah seharusnya bisa mengetahui dan memahami kondisi sosial dan emosional dari muridnya. 

  2. Guru turut serta membentuk dan mewujudkan Profil Pelajar Pancasila, 

  3. Seorang murid harus mampu menyelesaikan permasalahannya dalam belajar sehingga tidak menjadi dilema bagi mereka.

Guru juga penting untuk  memahami aspek sosial dan emosionalnya agar mereka mampu mengambil keputusan yang tepat dan bijaksana dalam menyelesaikan persoalan pembelajaran baik di kelas maupun di lingkungan sekolah. 


  1. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Pada dasarnya dari aspek jiwa, manusia memiliki cipta rasa dan karsa, sehingga dalam tingkah laku dapat membedakan benar atau salah, baik atau buruk, menerima atau menolak terhadap sesuatu yang dihadapinya. Pengambil keputusan diharapkan mampu menganalisis permasalahan, apakah pilihan-pilihan yang dihadapinya merupakan dilema etika atau bujukan moral.

Pada beberapa studi kasus yang dihadapi, maka akan melihat permasalahan dari berbagai sudut pandang dan berusaha menggunakan 3 prinsip pengambil keputusan, 4 Paradigma, dan 9 Langkah pengujian. Keputusan yang diambil akan mempresentasikan nilai-nilai yang dianutnya. Dengan demikian, penting kiranya sebagai pendidik kita memegang teguh nilai-nilai kebajikan yang sekiranya menumbuhkan budaya positif di sekolah.

Sebagai pemimpin pembelajaran kita harus memegang teguh pada nilai-nilai yang sekiranya dapat mewujudkan merdeka belajar, yaitu nilai kemandirian, inovatif, kolaboratif, dan reflektif. Sehingga keputusan-keputusan yang diambil akan segaris lurus dengan tujuan yang ingin dicapai.  

  1. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Sebuah pengambilan keputusan yang baik dan tepat tentunya harus dilakukan secara cermat dengan menganalisis berbagai aspek dan sudut pandang. Pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada lingkungan yang nyaman, aman, positif, dan kondusif karena kita sebagai pemimpin pembelajaran mengambil keputusan yang tepat dan dapat berdampak positif bagi banyak pihak yang ada di sekolah/lingkungan. Adapun Langkah yang ditempuh dapat dilakukan dengan:

  1. Mengenali terlebih dahulu kasus yang terjadi apakah kasus atau permasalahan tersebut termasuk dilema etika atau bujukan moral.

  2. pengambilan keputusan ini dapat dilakukan dengan mempertimbangkan empat paradigma dilema etika. Kita harus melihat terlebih dahulu paradigma dilema etika apa yang sedang terjadi? Apakah paradigma dilema etika individu melawan masyarakat, rasa keadilan melawan rasa kasihan, kebenaran melawan kesetiaan, atau jangka pendek melawan jangka Panjang.

  3. Kita juga harus melihat prinsip pengambilan keputusan yang paling tepat, apakah Rule-based Thinking, Apakah End-based Thinking dan apakah Care-based Thinking. sehingga pada akhirnya guru sebagai seorang pemimpin pembelajaran  mampu menciptakan lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman untuk murid dan lingkungan sekolahnya.

  1. Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Ketika dihadapkan dengan situasi dilema etika tentu adakalanya kita mengalami kesulitan-kesulitan dalam menjalankan pengambilan keputusan tersebut. Kesulitan muncul bisa disebabkan karena berbagai faktor misalnya karena masalah perubahan paradigma dan budaya sekolah yang sudah dilakukan selama bertahun-tahun, masih minimnya pengetahuan dan pengalaman yang saya miliki dalam menyelesaikan situasi permasalahan yang dihadapi, kekhawatiran apakah keputusan yang diambil merupakan keputusan yang tepat dan dapat mengakomodir kepentingan orang banyak serta tidak mencederai pihak lainnya, dan adanya perbedaan mindset dan sudut pandang yang menyebabkan sulitnya menemukan solusi atau kesepakatan yang dapat diterima oleh setiap pihak yang terlibat.


  1. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Sebagai pemimpin pembelajaran, apapun yang kita putuskan akan berdampak pada murid. Untuk itulah dibutuhkan pengambilan keputusan yang berpihak pada murid. Ketika kita mengambil sebuah keputusan yang tepat yang berpihak pada murid maka kebutuhan-kebutuhan murid akan terpenuhi, sehingga tercipta murid yang bahagia dan selamat, merdeka dalam belajar. Keterampilan dalam proses coaching dan kompetensi sosial emosional akan membantu mewujudkannya.

  1. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Ketika kita mengambil sebuah keputusan yang berpihak pada murid maka kebutuhan-kebutuhan murid akan terpenuhi. Murid akan bertumbuh kembang sesuai kodratnya. Segala potensinya akan tergali, murid akan bahagia dan selamat, diharapkan akan menjadi pribadi yang berkarakter kuat dan cerdas. 

  1. Apakah kesimpulan akhir  yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Dalam melaksanakan proses pendidikan, guru haruslah berperan sebagai pemimpin pembelajaran. Setiap keputusan-keputusan yang diambil guru, senantiasa dalam rangka memahami dan menuntun murid untuk memenuhi kebutuhannya dalam belajar sejalan dengan nilai-nilai kebajikan dan dapat dipertanggungjawabkan agar dapat melahirkan generasi emas Indonesia yang memiliki profil pelajar Pancasila.

  1. Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Penting sekali mempelajari modul 3.1 karena kita sebagai guru sekaligus pemimpin pembelajaran tentunya banyak keputusan dan kebijakan yang akan dikeluarkan dalam mewujudkan Kurikulum Merdeka Belajar Sesuai Profil Pelajar Pancasila. Diharapkan guru mampu mengimplementasikan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan 4 paradigma dilema etika dan 3 prinsip pengambilan keputusan secara baik dan benar, agar kelak dapat menghasilkan keputusan dan kebijakan yang sejalan dengan Visi Sekolah Berdasarkan Profil Pelajar Pancasila.

  1. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Sebagai guru tentu seringkali kita dihadapkan dengan kasus-kasus/permasalahan yang membuat kita merasa bingung untuk menetukan keputusan, dan terkadang sangat subjektif sehingga keputusan yang kita ambil tidak sesuai dengan harapan. Setelah mempelajari modul ini tentu kita mendapat pengetahuan yang baru yang diharapkan dapat mebantu kita memilih dan menetukan keputusan yang sesuai dengan yang diharapkan dan resiko yang minim.

  1. Bagaimana dampak mempelajari konsep  ini buat Anda, perubahan  apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Setelah mempelajari modul ini diharapkan saya mampu menerapkan dan mengimplementasikan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan 4 paradigma dilema etika dan 3 prinsip pengambilan keputusan secara baik dan benar, agar kelak dapat menghasilkan keputusan dan kebijakan yang diharapkan bisa diterima semua pihak.

  1. Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Menurut saya sangat penting mempelajari modul 3.1 agar lebih memahami bagaimana mengambil keputusan yang tepat manakala menghadapi suatu dilema etika maupun moral dengan memahami 4 paradigma dilema etika, menerapkan 3 prinsip pengambilan keputusan dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan secara baik dan benar, agar kelak dapat menghasilkan keputusan dan kebijakan yang sesuai dengan nilai-nilai kebajikan, berpihak pada murid dan dapat dipertanggung jawabkan.


Senin, 12 September 2022

Koneksi Antar Materi – Kesimpulan dan Refleksi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara

        Pendidikan hakikatnya ialah memberi ilmu yang berfaedah buat hidup anak-anak baik lahir maupun batin. Menuntun segala kodrat yang ada agar mereka mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.

        Tugas kita sebagai pendidik hanyalah menuntun tumbuh kodrat anak agar dapat memperbaiki lakunya. Ibarat Petani yang dengan tekun memelihara padi, memberi pupuk dan air yang cukup, terkadang juga harus membasmi ulat dan gulma penggangu agar padi dapat tumbuh subur dengan buah yang lebat.

        Tumbuhkanlah padi sperti layaknya padi. Begitu juga dengan kita sebagai Pendidik harus senantiasa sabar dan tekun serta penuh kasih sayang menuntun, yakni mengarahkan dan membimbing anak yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, serta berusaha memberikan suri tauladan yang baik.

        Anak lahir dengan kekuatan kodrat yang masih samar. Tujuan pendidik ialah menuntun anak untuk menebalkan garis samar agar dapat memperbaiki lakunya supaya menjadi manusia seutuhnya.

        Mendidik harus menyesuaikan dengan zaman, begitu pula pola pengajaran. Pendidikan menciptakan ruang bagi murid untuk bertumbuh secara utuh agar mampu memuliakan dirinya dan orang lain (merdeka batin) dan menjadi mandiri (merdeka lahir).

    Merdeka Belajar memungkinkan anak untuk memilih kompetensi apa yang mau dipelajarinya dan paling berguna bagi kehidupan masa depan mereka.


Minggu, 19 April 2020

Konsep, unsur, prinsip, bahan dan teknik dalam berkarya seni rupa

Assalamualaikum......


Anaku semuanya, kita akan memualai dengan materi konsep seni rupa, unsur, bahan dan teknis berkarya seni rupa.
Mohon untuk mencermati dan memahami materi dengan baik.

Tujuan Pembelajaran
 Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:

  • Menganalisis konsep, unsur, prinsip, teknik, dan bahan dalam karya seni rupa
  • Menganalisis bahan dan teknik dalam berkarya seni rupa





 Ringkasan Materi Pembelajaran


A. PENGERTIAN SENI RUPA
Seni rupa merupakan sebuah cabang seni yang mengapresiasikan pengalaman artistik manusia kedalam sebuah bentuk yang dapat diraba oleh tangan dan ditangkap oleh mata dan dapat dinikmati dalam jangka waktu yang lama atau berulang-ulang.
Seni rupa merupakan realisasi imajinasi seseorang yang tanpa batasan sehingga tak akan kehabisan ide dan dapat terus berimajinasi. Seni rupa atau seni yang tampak adalah satu bentuk kesenian visual atau tampak ada yang tidak hanya oleh indra penglihatan, tetapi juga bisa oleh indra peraba.


B. FUNGSI SENI RUPA
Seni rupa merupakan media yang dibuat untuk banyak hal yang berguna bagi manusia. Antara lain:

  • Memuaskan batin seniman penciptanya atau memberikan kepuasan tersendiri
  • Memberikan keindahan yang dapat dinikmati secara luas dengan penilaian yang berbeda
  • Menyampaikan nilai-nilai budaya dan ekspresi seniman
  • Sebagai benda kebutuhan sehari-hari atau benda praktis
  • Sebagai sarana ritual keagamaan
  • Sebagai alat untuk mengenang suatu peristiwa tertentu.

Berdasarkan cakupannya, fungs seni rupa dibagi lagi menjadi dua bagian yaitu :

Fungsi Individu

  • Memenuhi kebutuhan emosional
  • Memenuhi kebutuhan fisik

Fungsi Sosial

  • Rekreasi
  • Komunikasi
  • Pendidikan


C. KONSEP SENI RUPA
Konsep seni rupa meliputi hakikat seni rupa, aspek-aspek seni rupa dan ragam seni rupa. Berikut penjelasan per-poinnya :

1. Hakikat Seni Rupa
Ekspresi seni dimuka bumi ini tidaklah seragam. Perbedaan budaya, kondisi sosial, ekonomi, politik dan perbedaan alam sekitar akan membentuk seni yang berbeda dan beragam. Keragaman seni berkembang sesuai dengan masyarakat yang bersangkutan. Setiap zaman dan setiap lingkungan budaya memberi batasannya sendiri tentang seni.
Manifestasi atau ungkapan rupa dapat kita jumpai pada berbagai ilustrasi pada buku, iklan, motif hias, lukisan, patung, keramik, anyaman tikar, kursi rotan dll merupakan hasil kreasi manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup.

2. Aspek-Aspek Seni Rupa
     2a. Wujud dan isi
Wujud visual karya seni rupa merupakan wadah sedangaakan yang ada di dalamnya disebut isi. Isi atau ideoplastik adalah aspek ide gagasan atau tema yang ada dalam seni rupa. Aspek ini sangat bergantung satu sama lain.
    2b. Media, pokok-soal, material, teknik
Media atau medium dapat diartikan sebagai sarana untuk menyampaikan pesan. Pokok soal adalah menggambarkan apa saja yang disajikan dalam karya itu. Interaksi antara material dan teknik serta penguasaan teknik tertentu sangat penting untuk mengetahui hasilnya.


D. UNSUR-UNSUR SENI RUPA
Unsur-unsur yang menjadi dasar karya seni rupa antara lain adalah titik, garis, bidang, bentuk, ruang, warna, tekstur, dan gelap terang.


1. Titik
Titik adalah unsur seni rupa yang paling dasar. Titik dapat melahirkan suatu wujud dari ide-ide atau gagasan yang kemudian akan melahirkan garis, bentuk, atau bidang. Teknik lukisan yang menggunakan kombinasi berbagai variasi ukuran dan warna titik dikenal dengan sebutan Pointilisme.

2. Garis
Menurut jenisnya, garis dapat dibedakan menjadi garis lurus, lengkung, panjang, pendek, horizontal, vertikal, diagonal, berombak, putus-putus, patah-patah, spiral dan Iain-Iain. Kesan yang ditimbulkan dari macam-macam garis dapat berbeda-beda, misalnya garis lurus berkesan tegak dan keras, garis lengkung berkesan lembut dan lentur, garis patah-patah berkesan kaku, dan garis spiral berkesan lentur.
Sedangkan menurut wujudnya garis dapat dibedakan menjadi:

a. Garis nyata, merupakan garis yang dihasilkan dari coretan atau goresan lengkung.
b. Garis semu, merupakan garis yang muncul karena adanya kesan balans pada bidang, warna atau ruang.

3. Bidang
Bidang merupakan pengembangan garis yang membatasi suatu bentuk sehingga membentuk bidang yang melingkupi dari beberapa sisi. Bidang mempunyai sisi panjang dan lebar, serta memiliki ukuran.

4. Bentuk
Bentuk juga dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu:
a. Bentuk geometris
Bentuk geometris merupakan bentuk yang terdapat pada ilmu ukur meliputi:
1. Bentuk kubistis, contohnya kubus dan balok.
2. Bentuk silindris, contohnya tabung, kerucut, dan bola.

b. Bentuk nongeometris
Bentuk nongeometris berupa bentuk yang meniru bentuk alam, misalnya manusia, tumbuhan, dan hewan.

5. Ruang
Ruang dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: Ruang dalam bentuk nyata, misalnya ruangan pada kamar, ruangan pada patung. Ruang dalam bentuk khayalan (ilusi), misalnya ruangan yang terkesan dari sebuah lukisan.

6. Warna
Kesan yang timbul oleh pantulan cahaya pada mata disebut warna. Warna dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
a. Warna pokok atau primer, yaitu warna yang tidak berasal dari warna apapun, meliputi warna merah,
kuning, dan biru.
b. Warna sekunder merupakan campuran dari warna primer.
Contoh:
merah + kuning : jingga
biru + kuning : hijau
merah + biru : ungu
c. Warna tertier merupakan hasil campuran antara warna primer dan warna sekunder.
Contoh:
kuning + hijau : kuning kehijau-hijauan
biru + ungu : ungu kebiruan
jingga + merah : jingga kemerahan
Selain jenis-jenis warna di atas terdapat pula warna netral, yaitu warna putih dan hitam.

7. Tekstur
Tekstur adalah sifat dan keadaan suatu permukaan bidang atau permukaan benda pada sebuah karya seni rupa. Setiap benda mempunyai sifat permukaan yang berbeda. Tekstur dibedakan menjadi tekstur nyata dan tekstur semu.Tekstur nyata adalah nilai raba yang sama antara penglihatan dan rabaan. Sedangkan tekstur semu adalah kesan yang berbeda antara penglihatan dan perabaan.

8. Gelap Terang
Suatu objek bisa memiliki intensitas cahaya yang berbeda pada setiap bagiannya. Demikian pula pada karya seni rupa. Seperti lukisan pemandangan alam. Adanya perbedaan intensitas cahaya akan menimbulkan kesan mendalam. Amati gambar di bawah ini.


E. PRINSIP SENI RUPA

1. Kesatuan
Kesatuan (unity) adalah kesan yang timbul dari unsur-unsur seni rupa yang terpadu menjadi satu bentuk dan menghasilkan suatu ungkapan. Kesatuan merupakan integritas jalinan unsur yang menjadi kebulatan konsep/gagasan. Karya lukis misalnya merupakan tatanan unsur-unsur yang sudah diolah oleh pencipta dengan cara diselaraskan, diseimbangkan, disebandingkan dan sebagainya. Jadi sebenarnya kesatuan akan terjadi jika ada keselarasan, keseimbangan, proporsi maupun ritme.
Artikel Penunjang : Unsur – Unsur Seni Rupa 

2. Keseimbangan
Keseimbangan (balance) memiliki peranan penting dalam seni. Keseimbangan dapat dicapai dengan mengatur letak unsur-unsur hingga terasa tidak berat sebelah antara bagian yang satu dengan bagian yang lain. Dalam karya seni tiga demensi merupakan keseimbangan nyata karena susunan bentuknya, garisnya, tekstur ataupun warnanya. Sementara itu dalam karya seni dua demensi merupakan keseimbangan semu. Prinsip keseimbangan berkenanaan dengan kualitas bobot atau kesan berat ringannya suatu karya. Keseimbangan dapat dibagi atas dua jenis, yaitu: keseimbangan formal atau simetris dan keseimbangan non-formal /asimetris/radial/memencar. Keseimbangan simetris yaitu keseim-bangan yang diperoleh karena bagian-bagiannya selalu sama. Keseimbangan simetris bersifat statis. Sedangkan keseimbangan asimetris yaitu keseimbangan karena antara bagian-bagiannya tidak sama tetapi tetap seimbang. Keseimbangan ini lebih unik, menarik, dan banyak memberikan banyak variasi. Keseimbangan asimetris lebih bersifat dinamis.

3. Ritme atau Irama
Dalam seni rupa irama tidak bisa dipegang atau diraba, tetapi dapat dirasakan. Irama terbentuk karena pengulangan (repetition) dan gerakan (movement). Pengulangan bisa dibuat melalui warna atau nada, bidang atau bentuk, garis dan tekstur. Terdapat tiga kemungkinan terciptanya irama, yaitu: (1) karena pengulangan unsur; (2) karena perbedaan ukuran, dan (3) karena perbedaan jarak. Irama pertama memberikan kesan monoton, irama ke dua dan ke tiga memberikan kesan gerak bervariasi atau dinamis.

4. Penekanan/Aksen
Prinsip penekanan disebut juga dengan prinsip dominasi yaitu upaya penampilan pada bagian tertentu dari karya seni rupa yang menarik perhatian (aksen) dengan cara mengatur posisi, perbedaan ukuran, perbedaan warna atau unsur lain, dan pengaturan arah unsur. 

5. Proporsi
Proporsi atau ukuran perbandingan adalah upaya pengaturan yang berkenaan dengan ukuran antara bagian yang satu dengan lainn dalam bentuk yang serasi. Besar kecil, luas sempit, panjang pendek atau tinggi rendah adalah persoalan proporsi. Misalnya perbandingan objek benda itu sendiri, perbandingan antar objek atau bagian, perbandingan dengan bidang gambar, dan perbandingan objek patung dengan pedestal. 

6. Keselarasan/Harmoni
Harmoni adalah unsur-unsur seni yang senada atau kombinasi bagian-bagian yang serasi. Sesuatu yang selaras, harmonis dan serasi timbul karena kesamaan, kesatuan, dan tidak ada pertentangan. Demikian pula pada karya seni rupa, prinsip keselarasan ini dapat dibuat dengan menata unsur yang mungkin sama, sesuai atau tidak ada yang berbeda secara menyolok. Bidang lingkaran akan lebih selaras jika dipadukan dengan garis lengkung daripada lingkaran dipadukan dengan garis lurus. Warna yang tidak berbeda secara menyolok dengan gradasi warna pastel atau warna-warna senada akan selaras jika saling dipadukan dari pada warna-warna yang sangat kontras kadang membuat mata jadi sakit.


F. MEDIA BERKARYA SENI RUPA

1. Media dan Teknik Berkarya Seni Rupa Dua Dimensi
Media berkarya seni rupa dua dimensi meliputi bahan dan alat untuk menggambar. Beragam pilihan media ber- karya seni rupa dua dimensi antara lain sebagai berikut.


  1. Pensil, merupakan alat yang dapat digunakan meng- gambar secara utuh atau sketsa saja. Kepekatan warna pensil dibedakan dengan inisial, yaitu H, B, dan HB.
  2. Konte, warnanya sangat hitam dan lunak. Cocok untuk membuat gambar potret atau benda yang bertekstur halus.
  3. Pastel dan crayon, mempunyai bentuk dan bahan yang hampir sama, hanya berbeda kandungan kapurnya. Warnanya cerah, cocok untuk teknik dussel atau arsir.
  4. Drawing pen dan milipen tersedia dalam berbagai ukuran. Hasil gambar antara drawing pen dan milipen hampir sama, bedanya ujung pena drawing pen lebih lunak daripada milipen. Drawing pen dan milipen cocok untuk teknik arsir.
  5. Spidol, tersedia dengan berbagai warna dan ukuran. Spidol berujung lunak dan bisa bergerak spontan. Tebal tipisnya garis dapat diperoleh melalui tingkat penekanan spidol pada bidang kertas.
  6. Cat poster (poster colour) dan cat air (water colour), gambar yang dihasilkan dari kedua media ini hampir sama, bedanya warna cat poster lebih cerah.
  7. Tinta bak atau tinta Cina, ada yang berupa cairan dan ada yang batangan, warnanya pekat, sesuai untuk membuat blog, dan cara penggunaannya dengan bantuan kuas.
  8. Cat minyak (acrylic), terdiri atas beragam warna yang disertai minyak pengencernya. Cat minyak ini digunakan untuk melukis pada kain kanvas.
  9. Kain kanvas dan spanram, merupakan satu kesatuan bahan. Kain kanvas menyatu dengan spanram (bingkai kayu yang berguna untuk merentangkan kain). Kain kanvas adalah bidang datar yang dibuat khusus untuk melukis.
  10. Kuas, untuk cat minyak berambut lebih kaku daripada yang digunakan untuk cat air. Bentuknya ada yang pipih, ada pula yang runcing dengan berbagai ukuran.
  11. Palet, merupakan bidang datar yang dibuat untuk mengolah cat. Palet untuk cat air dibuat dari plastik, sedangkan untuk cat minyak terbuat dari kayu.
  12. Komputer, merupakan media berkarya yang dewasa ini telah populer. Teknologi digital saat ini memungkin- kan untuk membuat teknik gambar yang beragam.

2. Media dan Teknik Berkarya Seni Rupa Tiga Dimensi
Media berkarya seni rupa tiga dimensi sangat beragam tergantung dari teknik yang digunakan. Teknik pembuatan seni rupa tiga dimensi sebagai berikut.


  1. Teknik pahat, yaitu mengurangi bahan menggunakan alat pahat. Misalnya, membuat patung dan relief dengan bahan dasar kayu dan batu.
  2. Teknik butsir, yaitu membentuk benda dengan mengurangi dan menambah bahan. Misalnya, membuat keramik dengan bahan dasar tanah liat.
  3. Teknik cor, yaitu membuat karya seni dengan membuat alat cetakan kemudian dituangkan adonan berupa semen, gips, dan sebagainya sehingga menghasilkan bentuk yang diinginkan. Misalnya, membuat patung.
  4. Teknik las, yaitu membuat karya seni dengan cara menggabungkan bahan satu ke bahan lain untuk mendapatkan bentuk tertentu. Misalnya, membuat patung kontemporer dengan bahan dasar logam.
  5. Teknik cetak, yaitu membuat karya seni dengan cara membuat cetakan terlebih dahulu. Misalnya, membuat keramik dan patung dengan bahan dasar tanah liat dan semen.
  6. Membuat karya seni merupakan wujud ekspresi dari suatu ide atau gagasan. Ide adalah hasil pemikiran yang berawal dari suatu inspirasi atau imajinasi. Gambaran yang tertangkap melalui ruang imajinasi seseorang dapat diwujud- kan dalam bentuk karya seni. Kamu dapat menggali ide untuk berkarya seni sendiri dengan membuat lukisan menggunakan media kanvas dan cat minyak. 



G. JENIS-JENIS SENI RUPA

1. Seni Lukis
Seni lukis merupakan kegiatan pengolahan unsur-unsur seni rupa seperti garis, bidang, warna dan tekstur pada bidang dua dimensi. Adapun seni lukis yang kita kenal saat ini dibuat diatas kanvas dapat disebut seni lukis modern.

2. Seni Patung
Seni patung diwujudkan melalui pengolahan unsur-unsur seni rupa pada bidang tiga dimensi. Bahan yang digunakan dapat berupa bahan alami seperti kayu dan batu dan bahan lainnya seperti logam.

3. Seni Grafis (cetak)
Walaupun seni grafis tergolong kedalam bentuk dua dimensi, berbeda dengan seni lukis yang umumnya karya tunggal. Kekhasan dari karya grafis adalah sifatnya yang bisa direproduksi atau diperbanyak.
Sesuai dengan proses pencetakannya karya seni grafis terbagi menjadi empat, yaitu

  1. Cetak tinggi, dimana yang bertinta adalah bagian paling tinggi. Bila bagian ini dicetak, tinta atau gambar akan berpindah ke atas permukaan kertas. Alat yang digunakan seperti cukil kayu, cukil lino, tera kayu serta cukilan lain seperti karet atau plastik.
  2. Cetak Dalam, dimana hasil cetakan yang diperoleh dari celah garis bagian dalam dari plat klisenya bukan bagian tingginya seperti stempel atau cap. Teknik cetak ini merupakan keballikan cetak tinggi
  3. Cetak Saring (sablon), mencetak gambar melalui saringan yang diberi batasan-batasan tertentu. Aplikasinya pada pembuatan kaos, spanduk, bendera dsb.
  4. Cetak Datar, memanfaatkan perbedaan sifat minyak dan air serta acuan cetakan yang terbuat dari batu atau seng.

4. Seni Kriya
Seni kria adalah hasil kebudayaan fisik yang lahir karena adanya tantangan dari lingkungan dan diri kriawan. Seni kria diartikan sebagai hasil daya cipta manusia melalui keterampilan tangan untuk memenuhi kebutuhan jasmani dan rohaninya serta umumnya dibuat dari bahan-bahan alam.

5. Seni Bangunan
Seni bangunan dikategorikan sebagi seni pakai. Bentuk-bentuk bangunan itu dibuat berdasarkan ide atau gagasan yang bersumber dari kebudayaan masing-masing. Perkembangan seni bangunan ini selanjutnya melahirkan jenis-jenis seni rupa lainnya seperti seni penataan ruang dan desain meubel.

6. Desain
Desain merupakan kegiatan reka letak atau perancangan. Hampir semua karya seni rupa melalui proses perancangan sebelum diproduksi atau diwujudkan dalam bentuk jadi yang sesungguhnya. Tetapi, pengertian desain saat ini lebih sering digunakan untuk menunjukkan proses perancangan karya-karya seni rupa.




H. TEMA SENI RUPA

Cukup banyak hal-hal yang dapat diangkat untuk dijadikan tema suatu seni rupa. Secara umum, ragam karya seni rupa dapat diwujudkan berdasarkan tema-tema sebagai berikut :
· Manusia dan dirinya sendiri
· Hubungan Manusia dengan manusia lain
· Manusia dengan alam sekitarnya
· Manusia dan kegiatannya
· Manusia dengan alam
· Manusia dengan khayalan(supranatural)

Video Pembelajaran

Untuk lebih jelasnya simaklah video berikut







Kesimpulan pembelajaran
Sudah sedikit paham ya, tentang apa itu Konsep, unsur, prinsip, bahan dan teknik dalam berkarya seni rupa . Nah, untuk lebih memahami tentang itu, mari kita menjawab latihan soal berikut ini, semoga dapat meningkatkan pengetahuan anda tentang seni rupa.












Evaluasi Pembelajaran

Kerjakan Quizz Link Quizizz dengan memasukan kode ini 631228


Sumber

https://arca2d.blogspot.com/2017/03/pengertian-fungsi-konsep-unsur-prinsip.html

https://www.youtube.com/watch?v=k98WPmLp9dc
Memuat…
if;">
https://balkopites.blogspot.com/2019/10/soal-seni-rupa.html

Koneksi Antar Materi - Modul 3.1

3.1.a.8   Koneksi Antar Materi Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan kepu...